Senin, 28 November 2011

pakan alami


rhizosolenia
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sasaran utama untuk memenuhi tersedianya pakan adalah memproduksi makanan alami, karena makanan alami mudah didapatkan dan tersedia dalam jumlah yang banyak sehingga dapat menunjang kelangsungan hidup larva selama budidaya ikan, mempunyai nilai nutrisi yang tinggi, mudah dibudidayakan, memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut larva, memiliki pergerakan yang mampu memberikan rangsangan bagi ikan untuk mangsanya serta memiliki kemampuan berkembang biak dengan cepat dalam waktu yang relatifsingkat dengan biaya pembudidayaan yang relatif murah. Upaya untuk memperoleh persyaratan dan memenuhi makanan alami yang baik adalah dengan melakukan kultur fitoplankton
Untuk menyediakan makanan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu dan
berkesinambungan, pengetahuan tentang teknik kultur murni fitoplankton yang baik
mutlak diketahui oleh mereka yang bergerak di bidang usaha perikanan baik dalam skala besar maupun kecil. Mengingat pentingnya pakan alami tersebut sebagai  penentu keberhasilan usaha pembenihan ikan dan udang, maka penulis berpendapat perlu dilakukan pengamatan kultur fitoplankton Rhizosolenia secara
intensif untuk memperkaya pengetahuan dalam rangka sumbangsih ilmu pengetahuan dibidang perikanan .


1.2  Tujuan
1.Mengetahui morfologi Rhizosolenia.
2. Mengetahui daur hidup dan pertumbuhan Rhizosolenia.
3.Mengetahui cara budidaya Rhizosolenia





















BAB II
MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI

A.    Morfologi
Rhizosolenia calсar-avis mengacu pada diatom besar aciform dalam bentuk silikat dengan cangkang yang kuat. Sel tunggal. Mereka memiliki bentuk tongkat tipis panjang, bulat penampang. Diameter bervariasi 3-50 μ, biasanya 5-12 μ. Panjang (tinggi) dari sel-sel berdiameter kecil mencapai 1000 μ, mereka diameter besar bervariasi 238-417 μ. Panjang mantan melebihi diameter dengan faktor 70-77, bahwa dari yang terakhir dengan faktor 15-17. Shell tipis, kabisat rims banyak, squami-bentuk-belah ketupat, disusun dalam dua baris punggung-perut. Katup yang memanjang-berbentuk kerucut, agak off-pusat, akhir dalam, tulang kasar berongga, kuku berbentuk melengkung. Struktur katup (topi) terdiri dari titik-titik yang sangat kecil diatur dalam baris berpotongan miring. Kromatofora baik-baik saja, berlimpah, tersebar di seluruh sel dan biasanya menumpuk di nukleus.
            Panjang 5-12 μ sel berdiameter biasanya terjadi di Laut Kaspia. Hanya selama 1956 populasi semi dan musim dingin yang luas sel 33-50μ diameter tumbuhan di zona dari Kuli mercusuar. Sel diameter besar (sampai 100μ) tidak pernah terjadi di Laut Kaspia. Topi cacat dan duri dari bentuk abnormal yang diamati, individu soliter memiliki dua dan bahkan tiga duri. Spora jarang terjadi di musim gugur (Proshkina-Lavrenko, 1968).

            Diameter sel di Laut Azov adalah 4,5-17,5 μ, tetapi sel 5-8 μ dengan diameter lebih umum. Diameter sel di Laut Hitam adalah 5-57,5 μ. Panjang sel lebar 300-900 μ, bahwa orang yang sempit adalah 1310 μ. Diameter sel di Laut Jepang 35-70 μ, panjangnya 250-500 μ (Proshkina-Lavrenko, 1955;. Konovalova et al, 1989).

B.    Klasifikasi
Order               :Biddulphiales
Family             : Rhizosoleniaceae
Genus             : Rhizosolenia
Gambar : Rhizosolenia


BAB III
DAUR HIDUP

            Menurut Kennish (1990) dan Nybakken (1988) sebagian besar diatom
melakukan reproduksi melalui pembelahan sel vegetatif. Hasil pembelahan sel menjadi dua bagian yaitu bagian atas (epiteka) dan bagian bawah (hipoteka)
Selanjunya masing-masing belahan akan membentuk pasangannya yang baru berupa pasangan penutupnya. Bagian epiteka akan membuat hipoteka dan bagian hipoteka akan membuat epiteka. Pembuatan bagian-bagian tersebut disekresi atau diperoleh dari sel masing-masing sehingga semakin lama semakin kecil ukuran selnya. Dengan demikian ukuran individu-individu dari spesies yang sama tetapi dari generasi yang berlainan akan berbeda.

Reproaseksual seperti ini menghasilkan sejumlah ukuran yang bervariasi
dari suatu populasi diatom pada suatu spesies. Ukuran terkecil dapat mencapai 30 kali lebih kecil dari ukuran terbesarnya (Kennish, 1990). Tetapi proses pengurangan ukuran ini terbatas sampai suatu generasi tertentu. Apabila generasi itu telah tercapai diatom akan meninggalkan kedua katupnya dan terbentuklah apa yang disebut auxospore










BAB IV
CARA BUDIDAYA

            Membudidayakan pakan alami seperti rhizosolenia ini ada berbagai macam cara. Ada beberapa tahapan dalam mengkultur pakan ini yaitu koleksi, isolasi, dan perbanyakan.
Koleksi bertujuan untuk mendapatkan mendapatkan jenis plankton ini.Sedangkan isolasi yaitu untuk memperbanyaknya dalam skala kecil.Sedangkan perbanyakan yaitu memproduksi plankton dalam skala massal.
            Pada skala massal teknik kulturnya yaitu :
a)    Penyediaan air media
b)    Pemupukan
c)    Pemberian aerasi
d)    Pemasukkan inokulum atau bibit benih.
Untuk jenis pupuk yang di gunakan yaitu pupuk pertanian seperti ZA, TSP.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar